MAKALAH
│││
MENGENAI METODE PENETAPAN HARGA
KELOMPOK 5
ANGGOTA :
Kata
Pengantar
Puji syukur Kehadirat Allah SWT,
berkat Rahmat dan Nikmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini dibuat untuk pemenuhan tugas mata pelajaran perencanaaan pemasaran.
Makalah ini berisi penjelasan tentang penetapan harga yang dibuat, langkah demi
langkah. Sehingga pembaca lebih memahami isi materi yang terdapat didalamnya bahwa
betapa pentingnya penetapan harga didalam sebuah bisnis yang sedang atau ingin
dijalankan. Berdasarkan uraian yang dijelaskan dalam makalah ini harapan
penulis dapat menambah wawasan bagi para pembaca ataupun siapa saja yang
membaca makalah ini. Semoga informasi yang terkandung dapat nilai tambah bagi
para pembaca tentang bagaimana sebuah rencana pemasaran itu
dibuat.Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada partisipan yang menbantu
dalam hal apapun dan mohon maaf apabila banyak kekurangan didalam penyelesaian
makalah ini, kritik dan saran para pembaca sangat berarti bagi penulis dalam
pembuatan makalah-makalah ataupu tugas-tugas lainnya.
PEMBAHASAN
Latar
belakang
HARGA DAN
PENETAPAN HARGA
Harga mengandung pengertian, suatu
nilai tukar dari produk barang atau pun jasa yang umumnya dinyatakan dalam
satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll)
Dalam dunia bisnis harga mempunyai
banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perdagangan produk disebut harga, dalam
dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis jasa akuntansi, konsultan
disebut fee, biaya transportasi taxi, telepon disebut tariff sedangkan dalam
dunia asuransi disebut premi.
Menurut Kotler (2001:439) Harga
adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah
dari nilai tukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan
produk atau jasa tersebut.
Monroe (1990) menyatakan bahwa harga
merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk
atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam
mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.
Berdasarkan definisi harga diatas
maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh
konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi
kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter
(Rupiah, Dollar, Yen dll).
Sedangkan penetapan harga adalah
suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh
atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa yang di hasilkan.
Penetapan harga telah memiliki
fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran. Menetapkan harga berarti
bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti
pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.
Dalam penetapan harga, produsen
harus memahami secara mendalam besaran sensitifitas konsumen terhadap harga.
Menurut Roberto pada buku Applied Marketing Research, bahwa dari hasil
penelitian menyebutkan isu utama yang berkaitan dengan sensitifitas harga
yaitu; elasitas harga dan ekspektasi harga.
Sedangkan pengertian dari elasitas
harga adalah:
- Konsumen cenderung memberikan respon yang lebih besar atas setiap rencana kenaikan dibandingkan dengan kenyataan pada saat harga tersebut naik.
- Konsumen akan lebih sensitive terhadap penurunan harga dibandingkan dengan kenaikan harga.
- Elastisitas konsumen akan berkurang ketika melakukan shopping dengan teman atau dipengaruhi oleh sales person.
Dengan kata lain harga dan penetapan
harga adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan
nilai suatu produk atau jasa dengan mengkalkulasikan terlebih dahulu segala
macam biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh keuntungan serta mempertimbangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga.
TUJUAN
PENETAPAN HARGA
Dalam teori ekonomi klasik, setiap
perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar keuntungan yang akan
diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya, sehingga tujuan
penetapan harganya hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan yang
akan diterimanya. Namun di dalam perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan
hanya berdasarkan tingkat keuntungan dan perolehannya saja melainkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan non ekonomis lainnya.
Berikut adalah tujuan penetapan
harga yang bersifat ekonomis dan non ekonomis;
1.
Memaksimalkan Laba
Penetapan harga ini biasanya
memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh. Semakin besar marjin
keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga yang ditetapkan
untuk konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut memperhitungkan daya
beli dan variabel lain yang dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat
maksimum.
2.
Meraih Pangsa Pasar
Untuk dapat menarik perhatian para
konsumen yang menjadi target market atau target pasar maka suatu perusahaan
sebaiknya menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan harga turun, maka akan
memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share pesaing atau
kompetitor, sehingga ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan
disesuaikan dengan tingkat laba yang diinginkan
3.
Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha
Setiap usaha menginginkan tingkat
pengembalian modal yang tinggi. ROI yang tinggi dapat dicapai dengan jalan
menaikkan profit margin serta meningkatkan angka penjualan.
4.
Mempertahankan Pangsa Pasar
Ketika perusahaan memiliki pasar
tersendiri, maka perlu adanya penetapan harga yang tepat agar dapat tetap
mempertahankan pangsa pasar yang ada
5.
Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat
sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para
pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang
mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri
tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan
menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu
perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader)
6.
Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan
Perusahaan yang baik menetapkan
harga dengan memperhitungkan segala kemungkinan agar tetap memiliki dana yang
cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha bisnis yang dijalani.
7. Tujuan-tujuan
lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya
pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau
menghindari campur tangan pemerintah.
Tujuan-tujuan
penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing
perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh
perusahaan dalam menetapkan posisi relatifnya dalam persaingan. Misalnya,
pemilihan tujuan laba mengandung makna bahwa perusahaan akan mengabaikan harga
para pesaing. Pilihan ini dapat diterapkan dalam 3 kondisi, yaitu: a) tidak ada
pesaing; b) perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi maksimum; c) harga
bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli.
Berbeda
dengan tujuan laba, pemilihan tujuan volume dilandaskan pada strategi
mengalahkan atau mengatasi persaingan. Sedangkan tujuan stabilisasi didasarkan
pada strategi menghadapi atau memenuhi tuntutan persaingan. Dalam tujuan volume
dan stabilisasi, perusahaan harus dapat menilai tindakan-tindakan pesaingnya.
Dalam tujuan berorientasi pada citra, perusahaan berusaha menghindari
persaingan dengan jalan melakukan diferensiasi produk atau dengan jalan
melayani segmen pasar khusus.
Tujuan-tujuan dalam penetapan harga
ini mengindikasikan bahwa pentingnya perusahaan untuk memilih, menetapkan dan
membuat perencanaan mengenai nilai produk atau jasa dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.
membuat perencanaan mengenai nilai produk atau jasa dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.
METODE
PENETAPAN HARGA
Setelah perusahaan menentukan dan
menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka langkah atau tahapan selanjutnya
adalah menentukan metode penetapan harga. Secara umum metode penetapan harga
terdiri dari 3 macam pendekatan, yakni ;
1.
Penetapan harga berdasarkan biaya
a)
Penetapan Harga Biaya Plus
Didalam metode ini, harga jual per
unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah
tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut ( margin )
Rumus ; Biaya Total + Margin
= Harga Jual
b)
Penetapan Harga Mark-Up
Untuk metode Mark-up ini, harga jual
per unit ditentukan dengan menghitung harga pokok pembelian per unit ditambah (
mark-up ) jumlah tertentu
Rumus ; Harga Beli +
Mark-Up = Harga Jual
c)
Penetapan Harga BEP ( Break Even Point )
Metode pentapan harga berdasarkan
keseimbangan antara jumlah total biaya keseluruhan dengan jumlah total
penerimaan keseluruhan.
Rumus ; BEP => Total
Biaya = Total Penerimaan
2.
Penetapan Harga berdasarkan Harga Pesaing/Kompetitor
Penetapan harga dilakukan dengan
menggunakan harga kompetitor sebagai referensi, dimana dalam pelaksanaannya
lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar oligopoli. Untuk
menarik dan meraih para konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya
menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan
untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di
bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.
3.
Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan
Proses penetapan harga yang didasari
persepsi konsumen terhadap value/nilai yang diterima (price value),
sensitivitas harga dan perceived quality. Untuk mengetahui value
dari harga terhadap kualitas, maka analisa Price Sensitivity Meter (PSM)
merupakan salah satu bentuk yang dapat digunakan. Pada analisa ini konsumen
diminta untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa harga murah, terlalu
murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang
diterima.
STRATEGI
PENETAPAN HARGA
Strategi penetapan harga adalah
tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan menggolongkan produk atau jasa
yang dihasilkannya merupakan ‘produk baru’ yang belum memiliki konsumen
loyal/tetap atau ‘produk yang telah beredar’ yang telah memiliki pangsa pasar
tersendiri.
Strategi penetapan harga ini juga
berhubungan dengan siklus kehidupan produk (Product Life Cycle)
dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni, Perkenalan,
Pertumbuhan, Kematangan dan Penurunan.
Secara khusus strategi penetapan
harga ini terdiri dari ;
Produk
Baru
Dalam menetapkan strategi penetapan
harga yang efektif untuk produk baru atau tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua)
alternatif strategi penetapan harga, yaitu
1.
Harga Mengapung (Skimming Price)
Memberikan harga tinggi untuk
menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum (perusahaan dapat meyakinkan
konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk sejenis yang lain.)
Pendekatan skimming sangat efektif
jika terdapat diferensiasi harga pada segmen tertentu dan pesaing relatif
sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk membatasi permintaan
sampai perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi masal. Apalagi skimming
dapat meningkatkan nilai produk menjadi sangat prestisius.
2.
Harga Penetrasi
Memberikan harga rendah untuk
menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi ini dapat diterapankan pada
situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda, serta produk
tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi. Pendekatan ini juga
efektif terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.
Produk
Yang Telah Beredar
Strategi penetapan harga untuk
produk yang telah beredar ini tentunya tidak terlepas dari posisi produk atau
jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan siklusnya
berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah perkenalan yakni;
1.
Tahap Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan ini ditandai
dengan penjualan meningkat disertai munculnya pesaing. Pada awalnya terjadi
pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap
mempertahankan harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat,
terapkan strategi harga agresif ; menurunkan harga untuk mendorong
penjualan sekaligus menghadapi persaingan yang semakin ketat.
2.
Tahap Kematangan
Pada tahap kematangan, fleksibilitas
harga merupakan kunci efektivitas strategi penetapan harga. Pada tahapan ini
perusahaan harus benar-benar responsif terhadap situasi pasar, konsumen maupun
pesaing. Strategi penetapan harga dapat menggunakan ‘psikologis konsumen’
maupun ‘pemotongan harga’ (diskon), sehingga perusahaan dapat menjaga loyalitas
konsumen (pangsa pasar) dan meningkatkan jumlah permintaan dan keuntungan yang
diperoleh.
3.
Tahap Penurunan
Tahap penurunan produk atau jasa
ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan secara terus-menerus, sebagai tahap
terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat
dipilih. Pertama, strategi diskonting (pemotongan harga) Kedua,
mempertahankan harga tetapi memotong biaya-biaya yang berhubungan dengan
produk, terutama pengeluaran untuk promosi.
Faktor-faktor yang Perlu
Dipertimbangkan dalam Penetapan Harga
Kotler
dan Armstrong (1994, h. 341) berpendapat bahwa ada dua faktor utama yang perlu
dipertimbangkan dalam menetapkan harga, yakni faktor internal perusahaan dan
faktor lingkungan eksternal. Faktor internal perusahaan mencakup tujuan
pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya, dan organisasi.
Sedangkan faktor lingkungan eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan,
persaingan, dan unsur-unsur lingkungan lainnya. Sejalan dengan teori Kotler dan
Armstrong tersebut, Harper W. Boyd, Jr. dan Orville C. Walker, Jr. (1982)
mengajukan suatu model pengambilan keputusan secara bertahap untuk penetapan
harga dengan mempertimbangkan berbagai faktor internal perusahaan dan
lingkungan eksternal. Mengingat banyaknya faktor yang harus diperhitungkan pada
saat penetapan harga, maka keduanya menyarankan perlunya suatu prosedur
sistematis dalam menetapkan harga, yang dirasakan akan sangat membantu tugas
manajemen. Untuk itu mereka mengajukan suatu moedel proses pengambilan
keputusan mengenai penetapan harga, yang disarankan untuk digunakan terutama
pada saat untuk pertamakalinya keputusan harga akan dilakukan, misalnya saat
pengenalan produk baru atau pada saat akan dilakukannya negosiasi suatu kontrak
kerja.
Dalam model tersebut dibahas A) berbagai pengaruh dan kendala yang perlu diperhitungkan dalam penetapan harga, juga dibuat B) langkah-langkah proses penetapan harga, termasuk analisa yang rinci mengenai permintaan pasar, biaya, dan kompetisi. Namun sebagai langkah awal haruslah ditetapkan terlebih dahulu tujuan penetapan harga yang konsisten dengan usaha dan strategi pemasaran perusahaan. Pembahasan mengenai yang terakhir ini telah dilakukan sebelumnya.
A. Pengaruh
dan Kendala
Terdapat
banyak cara untuk menghitung harga, namun cara apapun yang digunakan, satu hal
yang tetap harus diperhitungkan adalah faktor situasional, baik yang bersifat
internal maupun eksternal. Analisis internal lebih menekankan pada penilaian
atau identifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi dalam upaya
untuk mencari keunggulan-keunggulan yang akan dapat dipakai untuk membedakan
diri dari pesaing, sehingga harus dilakukan melalui kacamata (sudut pandang)
konsumen. Analisis eksternal adalah penilaian terhadap kekuatan yang berada di
luar perusahaan, di mana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali untuk
mengendalikannya, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini
akan mempengaruhi kinerja semua perusahan dalam industri tersebut. Lingkungan
eksternal mencakup situasi perekonomian umum, pelanggan, dan pesaing. Cara yang
umumnya dilakukan dalam analisis situasional antara lain adalah analisis
produk, analisis pasar, analisis pelanggan, dan analisis lingkungan. Semua
faktor ini diperkirakan dapat mempengaruhi atau menjadi kendala dalam usaha
mencapai tujuan perusahaan. Adapun faktor situasional yang dianalisa dalam
model penetapan harga ini adalah :
1. Strategi
Perusahaan dan Strategi Pemasaran
Pertanyaan
yang mendasar dari strategi perusahaan adalah : " Bagaimana kita akan
bersaing dalam industri ini?" Jadi strategi perusahaan terutama
memperhatikan pendistribusian sumber daya yang ada pada daerah-daerah
fungsional dan pasar produk dalam upaya untuk memperoleh sustainable advantage
terhadap kompetitornya. Porter (1980) mengemukakan tiga strategi generik, yaitu
diferensiasi, fokus, dan kepemimpinan harga. Strategi pemasaran, yang termasuk
dalam strategi fungsional, umumnya lebih terinci dan mempunyai jangka waktu
yang lebih pendek dibandingkan strategi perusahaan. Tujuan pengembangan
strategi fungsional adalah untuk mengkomunikasi tujuan jangka pendek,
menentukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan jangka
pendek, dan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencapaian tujuan
tersebut. Strategi fungsional perlu dikoordinasikan satu sama lain untuk
menghindari terjadinya konflik kepentingan dalam organisasi.
2. Karakteristik
Pasar Sasaran
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi
kelompok-kelompok pelanggan yang berbeda, sedangkan proses memutuskan pasar
mana yang akan dituju disebut target marketing yang menghasilkan target market
(pasar sasaran). Pemahaman terhadap pasar sasaran dibutuhkan untuk mengetahui
variabel apa saja yang mempengaruhi keinginan pelanggan dan menetukan keputusan
membelinya. Baik pada pasar konsumen maupun pada pasar industrial, perlu
diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan pelanggan atau benefit yang mereka
cari, seberapa jauh dibutuhkan inovasi dalam memperkenalkan produk tersebut,
bagaimana lokasi geografis dari pasar sasaran, dan apa saja yang menjadi
kebiasaan hidup mereka.
3. Karakteristik
Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Produk dapat didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh
produsen melalui hasil produksinya. Secara lebih terinci konsep produk total
meliputi barang, kemasan, mereka, label, pelayanan, dan jaminan, yang mempunyai
tujuan akhir untuk mencapai kepuasan pelanggan.
4. Karakteristik
Kompetitor
Menurut Porter (1985, h. 4), ada lima kekuatan pokok yang
berpengaruh dalam persaingan suatu industri, yaitu persaingan dalam industri
yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang
baru. Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik
persaingan yang dihadapi antara lain meliputi :
a. Jumlah
Perusahaan dalam Industri
Bila hanya ada satu perusahaan dalam industri, maka secara
teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkan harganya seberapapun.
Akan tetapi sebaliknya, bila industri terdiri atas banyak perusahaan, maka
persaingan harga akan terjadi. Bila produk yang dihasilkan tidak
terdiferensiasi, maka hanya pemimpin industri yang leluasa menetuka perubahan
harga.
b. Ukuran
Relatif Setiap Anggota dalam Industri
Bila perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar, maka
perusahaan yang bersangkutan dapat memegang inisiatif perubahan harga. Bila
pangsa pasarnya kecil, maka perusahaan tersebut hanya menjadi pengikut.
c. Diferensiasi Produk
Bila perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi dalam
industrinya, maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan
harganya, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak pesaing dalam
industri.
d. Kemudahan
untuk Memasuki Industri yang Bersangkutan
Bila suatu industri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan
yang ada sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada
hambatan yang masuk ke pasar (barrier to market entry), maka
perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapat
mengendalikan harga. Hambatan masuk ke pasar dapat berupa persyaratan
teknologi, investasi modal yang besar, ketidaktersediaan bahan baku
pokok/utama, skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaan perusahaan yang telah
ada dan sulit diraih oleh para pendatang baru, ataupun keahlian dalam
pemasaran.
Metode
Penetapan Harga
Secara
garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori
utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi biaya,
berbasis laba, dan berbasis persaingan.
Metode
Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Adalah
suatu metode yang menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan
preferansi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan
persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan,
diantaranya yaitu:
a. Kemampuan
para pelanggan untuk membeli (daya beli).
b. Kemauan
pelanggan untuk membeli.
c. Posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni
menyangkut apakah produk tersebut merupakan simbol status atau hanya produk
yang digunakan sehari-hari.
d. Manfaat
yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan.
e. Harga
produk-produk substitusi.
f. Pasar potensial bagi produk tersebut.
g. Sifat
persaingan non harga.
h. Perilaku
konsumen secara umum.
i. Segmen-segmen dalam pasar.
Paling
sedikit terdapat tujuh metode penetapan harga yang termasuk dalam metode
penetapan harga berbasis permintaan, yaitu:
1. Skimming
Pricing
Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga yang
tinggi bagi suatu produk baru atau inovasi dalam tahap perkenalan, kemudian
menurunkan harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat. Strategi ini baru
bisa berjalan baik jika konsumen tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih
menekankan pertimbangan-pertimbangan kualitas, inovasi, dan kemampuan produk
tersebut dalam memuaskan kebutuhan.
2. Penetration
Pricing
Dalam Strategi ini perusahaan berusaha memperkenalkan suatu
produk baru dengan harga rendah dengan harapan akan dapat memperoleh volume
penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat. Tujuan dari strategi ini
untuk mencapai skala ekonomis dan mengurangi biaya per unit. Pada saat
bersamaan strategi penetrasi juga dapat mengurangi minat dan kemampuan pesaing
karena harga yang rendah menyebabkan marjin yang diperoleh setiap peusahaan
menjadi terbatas.
3. Prestige
Pricing
Merupakan strategi menetapkan tingkat harga yang tinggi
sehingga konsumen yang sangat peduli dengan statusnya akan tertarik dengan
produk tersebut, dan kemudian membelinya. Sedangkan apabila harga diturunkan
sampai tingkat tertentu, maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut
akan turun. Produk-produk yang sering dikaitkan dengan prestige pricing antara
lain adalah permata, berlian, mobil mewah, dan sebagainya.
4. Price
Lining
Lebih banyak digunakan pada tingkat pengecer. Di sini,
penjual menentukan beberapa tingkatan harga pada semua barang yang dijual.
Sebagai contoh: sebuah toko yang menjual berbagai macam sepatu dengan model,
ukuran dan kualitas yang berbeda, menentukan 3 tingkatan harga yaitu Rp.
30.000,-; Rp. 50.000,-; dan Rp. 100.000, -. Hal ini akan memudahkan dalam
pengambilan keputusan bagi konsumen untuk membeli dengan harga yang sesuai
kemampuan keuangan mereka.
5. Odd-Even
Pricing
Metode penetapan harga ini sering digunakan untuk penjualan
barang pada tingkat pengecer. Dalam metode ini, harga yang ditetapkan dengan
angka ganjil atau harga yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu. Misalnya
harga Rp. 2.975 bagi sekelompok konsumen tertentu masih beranggapan harga
tersebut masih berada dalam kisaran harga Rp 2.000-an.
6. Demand-Backward
Pricing
Adalah penetapan harga dimana melalui proses berjalan ke
belakang, maksudnya perusahaan memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia
dibayar konsumen, kemudian perusahaan menentukan margin yang harus dibayarkan
kepada wholesaler dan retailer. Setelah itu baru harga jualnya dapat
ditentukan.
7. Bundle
Pricing
Merupakan strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam
satu harga paket. Metode ini didasarkan pada pandangan bahwa konsumen lebih
menghargai nilai suatu paket tertentu secara keseluruhan daripada nilai
masing-masing item secara individual. Misalnya travel agency, menawarkan paket
liburan yang mencakup transportasi, akomodasi, dan konsumsi. Metode ini
memberikan manfat besar bagi pembeli dan penjual. Pembeli dapat menghemat biaya
total, sedangkan penjual dapat menekan biaya pemasarannya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Harga
adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan
produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan maupun keinginannya dan
umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll). Harga
merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga
menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari
penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga
terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga
terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dalam
pengarnbilan keputusan menetapkan harga jual suatu produk atau jasa, perusahaan
mempunyai tujuan dan sasaran tertentu, baik untuk tujuan dan sasaran jangka
panjang maupun pendek. Hal ini dimaksudkan agar kelangsungan hidup suatu
perusahaan dapat terjaga dan dapat ditingkatkan untuk masa-masa yang akan
datang.Sedangkan
penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan
yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa yang di
hasilkan.
Tujuan
Penetapan harga meliputi;
1.
Memaksimalkan Laba
2.
Meraih Pangsa Pasar
3. Return
On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha
4.
Mempertahankan Pangsa Pasar
5.
Tujuan Stabilisasi Harga
6.
Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan
Metode Penetapan Harga, terdiri dari
;
Penetapan harga berdasarkan biaya
A. Penetapan Harga
Biaya Plus Rumus ;
Biaya Total + Margin
= Harga Jual
B. Penetapan
Harga Mark-Up Rumus
; Harga Beli +
Mark-Up = Harga Jual
C. Penetapan Harga
BEP ( Break Even Point ) Rumus
; BEP => Total
Biaya = Total Penerimaan
No comments:
Post a Comment